Majelis Kode Etik Kedokteran (MKEK) menjelaskan latar belakang yang mendasari pemberhentian mantan Menteri Kesehatan Terawan Putranto dari keanggotaan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dalam rapat bersama Komisi IX DPR, Senin, 4 April.. MKEK menilai ada masalah besar pada metode digital subtraction angiography (DSA) atau 'cuci otak' yang diperkenalkan oleh Terawan.
Digital Subtraction Angiography DSA awalnya adalah teknik yang dilakukan untuk menggambar pembuluh darah, dengan menyemprotkan zat kontras iodine agar bisa dideteksi oleh alat X-ray melalui film. DSA bisa diaplikasikan pada pembuluh jantung, kepala, kaki, perut, hati, dll. Penggunaan iodine dikarenakan cairan tersebut terlihat jelas pada X-ray, serta dapat dengan mudah diserap dan dikeluarkan oleh tubuh. DSA Lebih Nyaman Pada DSA konvensional, untuk menggambar pembuluh otak, cairan kontras disemprotkan melalui pembuluh leher sebagai pembuluh terdekat. Film yang digunakan pun berlapis-lapis. Kini dengan teknologi terkini dan sistem digital yang terkomputerisasi, DSA bisa mendeteksi abnormalitas pada pembuluh darah secara lebih jelas dan terukur, serta penggunaan cairan kontras seminimal mungkin. Kemajuan paling signifikan dibandingkan sistem konvensional, adalah penggunaan kateter selang kecil dengan diameter lebih kecil dari 2 mm melalui pembuluh kaki femoral. Selain lebih nyaman, prosedur yang dikenal sebagai Trans Femoral Cerebral Angiography TFCA ini juga lebih aman bagi pasien, karena pembuluh leher carotis memiliki sensitivitas yang vital bagi lancarnya darah dari dan menuju otak. Jadi dengan tindakan invasif seminimal mungkin, hasil yang dicapai pun lebih baik. Tujuan DSA Tujuan DSA ada dua, yaitu Diagnostik, yaitu untuk mendeteksi kelainan pembuluh darah, vaskularisasi tumor, dll. Pasien hanya perlu melakukan persiapan berupa puasa empat jam, pengecekan Hb dan leukosit, fungsi ginjal dan hati. Pasien dengan diabetes mellitus sebaiknya menghentikan pemakaian obat sehari sebelum tindakan DSA. Terapeutik, yaitu untuk tindakan pengobatan abnormalitas pada pembuluh darah, dengan cara memasukkan obat, alat, maupun implan pada pembuluh yang dituju. DSA juga digunakan sebagai terapi pelengkap sebelum menjalani operasi. Tidak tertutup kemungkinan, pada saat menjalani DSA, pasien yang bertujuan diagnostik harus langsung menjalani tindakan terapeutik. Tindakan DSA pada sistem saraf manusia dikenal dengan istilah neurointervensi, dan menjadi teknik yang lebih banyak digunakan pada kasus aneurisma dan stroke, karena penggunaan obat menjadi lebih tepat sasaran. Pasien stroke iskemik yang dapat menjalani tindakan neurointervensi harus memenuhi beberapa kriteria neurointervensi, yaitu tidak berusia lebih dari 86 tahun, tidak boleh mengalami pendarahan, tekanan darah relatif normal, serta masih dalam periode emas, yakni kurang dari 8 jam setelah serangan terjadi. Pada penanganan stroke ini, fokusnya adalah apakah otak masih hidup atau tidak. Jika sel otak sudah rusak, aliran darah yang sudah dilancarkan pun tidak berguna lagi. Efek Samping Risiko tindakan DSA kini jauh lebih kecil dibandingkan dengan prosedur yang harus ditempuh sebelum teknologi ini berkembang, dimana pasien harus menjalani operasi vital, seperti pembukaan tengkorak, yang juga dapat mengakibatkan infeksi. Kini risiko yang ada hanyalah kemungkinan pergesekan pembuluh dengan kateter, atau robeknya pembuluh darah. DSA kini jauh lebih minim risiko. DSA di Indonesia Teknik DSA sebenarnya terlebih dahulu dimanfaatkan dalam cardiologi, dan baru belakangan ini berkembang menjadi salah satu teknik neurointervensi. Tidak banyak rumah sakit yang memiliki tenaga ahli di bidang neurointervensi, walaupun mempunyai alatnya. Eka Hospital merupakan salah satu dari sedikit rumah sakit yang memiliki alat sekaligus tenaga ahli di bidang neurointervensi, yaitu neuro vascular surgeon dan endo vascular surgeon, yang bahu membahu menangani tindakan kritis dalam neurointervensi.
Jakarta- . Pemanfaatan teknologi big data dan artificial intelligence (AI) bisa membuat rumah sakit pintar yang dapat mengatasi permasalahan kesehatan di Indonesia, seperti pandemi COVID-19 yang saat ini terjadi.. Namun, untuk mencapai hal itu, dibutuhkan prasyarat-prasyarat, seperti pengolahan data klinis dan nonklinis yang andal dan peningkatan peran teknologi sistem informasi kesehatan di

ï»żDenpasar, - Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengatakan metode "cuci otak" atau yang lebih dikenal dengan digital subtraction angiography DSA sesuai dan bisa diterapkan di rumah sakit. "Jelas pas untuk diterapkan. Kenapa tidak diterapkan? Surat menkes pun ada, bukan saya yang menulis loh, jadi artinya obyektif riset, sama dengan pelayanan yang lain terus dikembangkan. Bahkan itu menunjukkan bahwa empiris atau risetnya sudah jalan tinggal SOP dari rumah sakitnya saja," kata dia usai mengisi Seminar di RSUP Sanglah, Denpasar, Sabtu 28/12/2019. Terawan Metode DSA Sudah Diuji Secara Ilmiah Menurut digital subtraction angiography adalah pemeriksaan yang memberikan gambar lumen permukaan bagian dalam pembuluh darah, termasuk arteri, vena dan serambi jantung. Gambar ini diperoleh dengan menggunakan mesin Sinar-X bantuan komputer yang rumit. Media kontras khusus, atau dye cairan bening dengan kepadatan tinggi biasanya disuntikkan agar persediaan darah ke kaki, jantung atau organ tubuh lainnya mudah dilihat. Teknik pemeriksaan ini pada umumnya digunakan untuk mendiagnosis berbagai penyakit pembuluh darah seperti aneurisme, pendarahan dan tumor. Ia menjelaskan bahwa DSA di rumah sakit mana pun sudah dibuat. "SOP standard operating procedure itu ada di hospital bylaw peraturan RS yang ditentukan oleh kepala rumah sakit, dan sah itu kalau dikerjakan." Ia mengatakan bahwa DSA adalah alat dan bentuknya berupa software, kemudian metode ini dapat disebut sebagai serangkaian diagnostik untuk menilai kondisi pembuluh darah sehingga dapat mengetahui penyakit dari pasien dan memberikan pengobatan yang tepat. Selain itu, terkait dengan anggaran yang diperlukan dalam menerapkan metode "cuci otak", pihaknya menuturkan bahwa yang dibutuhkan saat ini adalah niat. Apabila niat atau keinginan sudah ada, maka anggaran bisa dicari, tambahnya. "Yang dibutuhkan sekarang itu niat kalau niatnya ada anggaran bisa dicari, kalau enggak ada ya tidak ada gunanya, nanti jadi mangkrak, karena harus ada komitmen kalau mau ada alat, harus ada komitmen. Bahwa komitmen itu akan dipakai untuk masyarakat dengan useful," jelasnya. Menkes Datangi Kantor IDI meski Pernah DiberhentikanMenkes pernah diberhentikan sementara sebagai anggota Ikatan Dokter Indonesia IDI pada 2018 terkait metode terapi cuci otak menggunakan digital subtraction angiography DSA. Majelis Kode Etik Kedokteran MKEK IDI menilai Terawan melanggar kode etik karena mengiklankan dirinya terkait metode cuci otak dengan DSA. Ia menjelaskan untuk keberadaan BPJS di sini merupakan pelayanan dasar kesehatan. Untuk itu, pihaknya meminta untuk menyesuaikan dengan anggaran BPJS yang ada, apabila semuanya dimasukkan dalam BPJS akan meruntuhkan kemampuan rumah sakit tersebut. "Kemampuan bayar masyarakat yang mampu itu besar sekali jadi jangan sampai orang yang mampu secara finansial ini justru terhalang melakukan sebuah terapi padahal punya kemampuan. Bisa lihat klaim rasionya, justru orang miskin disedot oleh orang yang tidak miskin, kan jadinya tidak ada gotong royong di sana," ucap Terawan. Terkait dengan kesiapan RS dan tenaga pihaknya menilai sudah siap, dan saat ini yang dibutuhkan yaitu adanya rumah sakit baru di daerah yang harus ditumbuhkan agar akses pelayanan kesehatan terpenuhi sesuai dengan universal health coverage UHC yang menjadi cakupan akses pelayanan kesehatan. Saksikan live streaming program-program BTV di sini

Strokeadalah situasi emergensi atau gawat darurat. Oleh karena itu, seseorang yang merasakan gejala stroke perlu Segera ke Rumah Sakit (RS). Stroke tidak boleh dianggap enteng, karena sel otak dapat mati hanya dalam hitungan menit. Pada kasus stroke iskemik, setiap menit pasien tidak mendapatkan penanganan maka 1,9 juta neuron di otak rusak. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Digital Substraction Angiography DSA Terminologi DSA, tulis Wikipedia, memiliki sekitar 150 makna berbeda. Namun DSA yang akan diungkap disini adalah DSA pada bidang kesehatan yang bermakna Digital Subtraction Angiography yakni pemeriksaan yang memberikan gambar permukaan bagian dalam pembuluh darah, termasuk arteri, vena, dan serambi jantung. Gambar yang dihasilkan oleh DSA diperoleh menggunakan mesin sinar-X bantuan komputer yang rumit. DSA memvisualisasikan pembuluh darah dengan struktur radiopak seperti tulang dihilangkan atau dikurangi secara digital dari gambar. Hal ini menyebabkan kemungkinan penggambaran pembuluh darah yang akurat. Berikut adalah pengalaman penulis saat menjalani operasi teknik DSA di suatu Rumah-Sakit militer terbesar di negara kita yang juga dikenal sebagai Rumah-Sakit Kepresidenan. di Jakarta-Pusat. Menjelang akhir Mei 2021, penulis mengalami penurunan kekuatan tubuh saat tidak kuat mengangkat gelas saat akan minum sore hari padahal tidak ada gejala sakit apapun. Keluarga langsung mengajak ke IGD rumah-sakit tentara di komplek perumahan. Setelah pemeriksaan oleh dokter jaga, seperti pengecekan darah, tensi, dan CT-Scan dsb, malam itu juga diminta untuk dirawat guna pemeriksaan lebih lanjut. Hasil CT-Scan menunjukan terdapat emboli penyumbatan di bagian otak kepala. Keesokan subuhnya saat terbangun untuk beribadah, penulis kaget karena tangan kiri dan kaki kiri tidak bisa digerakan sama sekali. Pagi harinya, seorang dokter saraf mengatakan bahwa penulis terkena stroke dan telah melewati the golden period yakni masa 5-6 jam dari awal saat pasien terserang stroke pertama kali. Keesokan harinya, dilakukan CT-Scan ulang, cek gula darah, dan sejumlah pemeriksaan lainnya. Esok harinya, hari ke-3 dirawat di RS militer komplek, penulis diberitahu harus menjalani pemeriksaan MRI Magnetic Resonance Imaging atau Pencitraan Resonansi Magnetik. Malam harinya setelah pertimbangan panjang Tim Medis, penulis dievakuasi ke RS Kepresiden di Jakpus yang memiliki alat MRI dengan didampingi seorang dokter dan seorang perawat senior. Setelah proses pendaftaran, langsung ditempatkan di HCU High Care Unit Lantai 4 Gedung Utama rumkit dengan delapan unit bed hingga operasi teknik DSA selesai dan baru berpindah ke kamar VIP di lantai 3 pada gedung yang sama. Penanganan. Sejak dirawat, secara terjadwal dokter saraf dan dokter spesialis lainnya datang melakukan pengecekan rutin dengan seksama. Obat-obatan dan menu gizi serta kadang suntikan tertentu diberikan dengan teratur oleh para perawat terampil. Dokter gizi dengan baik menjelaskan alasan pilihan menu, sedangkan dokter saraf beserta asisten yang juga seorang dokter selalu memonitor dan mengecek langsung kondisi kaki dan tangan penulis dengan teliti. Dokter fisioterapi juga rutin datang mendorong semangat penulis bahwa stroke dapat diatasi. Sebagai bagian dari penanganan pasien stroke, sejumlah para terapis secara bergantian melaksanakan terapi fisioterapi, terapi tangan dan terapi wajah walau alhamdulillah mulut tidak terkena efek stroke. Bersyukur pula karena bahu, lengan, tangan dan kaki walau tidak bisa digerakan, namun tidak kebas ataupun kesemutan. Setelah menjalani MRI ke-1 dan hasil MRI ditunjukan, dokter saraf memberikan kejelasan bahwa terdapat pembuluh otak saraf di sebelah kanan yang terlihat tersumbat titik putih kecil. Akibatnya bagian kiri tubuh yang terkena efek, yakni bahu kiri, lengan kiri bagian atas, pergelangan tangan, jari-jari tangan kiri dan kaki kiri tidak berfungsi. Dikatakan saraf motorik dan saraf sensorik yang terkena efek, sehingga kaki kiri tidak memiliki kekuatan dan tidak dapat menggerakan jari-jari tangan dan kaki. Seminggu setelah MRI ke-1, diinformasikan bahwa medio Juni 2021 penulis akan memperoleh kesempatan DSA, sehingga kesehatan penulis terus diawasi mulai dari tekanan darah, gula darah, echo jantung, paru, hati, serta harus melakukan MRI ke-2. Penulis melewatinya dengan hasil baik dan kemudian pada Hari-H penulis dibawa ke bagian DSA dan ternyata pasien lain telah banyak menunggu giliran. Kepala penulis juga sempat diperiksa dengan alat komputer khusus guna mengetahui kondisi bagian otak oleh dokter saraf. Kemudian penulis dibawa ke ruang tunggu khusus DSA. Terdapat 6 ruang operasi DSA yang semuanya berdinding kaca serta di baliknya tirai sehingga keluarga yang mendampingi dapat menyaksikan pelaksanaan operasi saat tirai terbuka. Bahkan keluarga dapat menyaksikan proses pelaksanaan operasi teknik DSA dari layar monitor komputer yang terletak di depan ruang operasi. Sungguh suatu pemandangan menyenangkan mengingat keluarga dapat menyaksikan pelaksanan proses operasi tersebut. Penulis yang terbaring di bed dorong dan didampingi istri dan dua anak didekati dokter Terawan, yang berpangkat Letjen Purnawirawan, mantan Karumkit RS Kepresidenan dan juga mantan Menteri Kesehatan RI, untuk bersabar sambil menepuk kaki penulis. Pukul Wib penulis dibawa ke ruang operasi dan dilakukan pemindahan dari bed dorong ke meja operasi. DSA. Pukul Wib tepat dokter Terawan didampingi 3 dokter lainnya sebagai asisten dokter Tim DSA dibantu 4 perawat memulai operasi Teknik DSA pada tubuh penulis. Tanpa dibius, penulis dapat berdoa dan berbincang dengan dokter Terawan dan asistennya. Terasa terdapat alat yang dimasukan ke pangkal paha. Saat melakukan DSA, dokter Terawan berbincang-bincang tentang pengalamannya semasa SMA di Yogyakarta dan sering bermain di daerah dekat Tugu Yogyakarta tempat dimana penulis juga tinggal di wilayah tersebut. Tiba-tiba mulut penulis terasa ada yang menembakan rasa menthol mint dan itu terjadi dua kali. Juga perawat memberitahu bahwa badan akan terasa panas sesaat saat ada yang ditembakan ke dalam tubuh. Tidak sampai setengah jam, kegiatan pun selesai. Dokter Terawan meminta penulis untuk melambaikan tangan kiri kepada keluarga yang melihat penulis dari luar kaca, karena tirai telah dibuka. Penulis berkata tangan dan kaki penulis tidak dapat digerakan karena terkena stroke. Namun dokter Terawan tetap meminta. Ajaib karena saat tangan kiri diangkat, penulis dapat melambai pada keluarga, Alhamdulillah. Bekas lubang untuk memasukan alat tertentu pun ditutup dan penulis diminta tidak menggerakan kaki selama 8 jam ke depan. Operasi teknik DSA pun selesai dan dengan khas Salam Komando, penulis berterima kasih pada dokter Terawan dan Tim. Pada paska DSA, stroke masih berefek pada bagian tubuh kiri seperti sebelumnya dan belum dapat berjalan kecuali ditopang dengan alat walker 4-tongkat. Penulis rutin cek medis di RS Kepresidenan tersebut, terapi oleh dua terapis berbeda, akupuntur dan totok jari sebagai alternatif. Pelajaran penting yang dapat dipetik dari penyebab stroke adalah dehidrasi kurang asupan minum.- Lihat Healthy Selengkapnya
RumahSakit Permata Cirebon, Jawa Barat, ulasan pelanggan, peta lokasi, nomor telepon, jam kerja. Dengan adabya CALO itu membuat kami pasien dan keluarga pasien yang mau berobat, sudah datang pagi-pagi merasa percuma. Tolong dikaji ulang salah 1 dsa nya. Kerjanya main hp doank depan pasien. Mau konsultasi panjang lebar jawabnya males2an
Saya ingin sharing tentang pentingnya mencari DSA dokter spesialis anak yang cocok untuk buah hati kita. Apalagi jika kita adalah new parents, pertama kali terjun ke dunia parenthood, banyak sekali hal yang kita tidak mengerti dan salah satu yang berperan penting dalam tumbuh kembang anak kita adalah dokter anak, mau dalam hal imunisasi, maupun pada saat anak sakit. Jadi, mencari dokter yang cocok dan nyaman itu tidak mudah menurut Mencari DSA yang Baik Untuk Anak KitaDokter tersebut tidak pelit ilmuMau membagikan dan menjelaskan pengetahuan yang kita perlu ketahui, apalagi jika mengetahui kita adalah new yang tidak pelit jawabanJika kita bertanya dokter tersebut bersedia menjawab tanpa buru-buru untuk mengganti pasien berikutnya ini dokter pada umumnya suka buru-buru supaya cepat ganti pasien berikutnya.Dokter yang cocok dalam komunikasi dengan kitaBelum tentu cocok dengan anak kita pada saat sakit obat yang diberikan jadi, terkadang kita perlu mencari dokter yang anak kita cocok dengan obatnyaDokter yang tidak matreMau menjawab pertanyaan kita via SMS, Whatsapp atau telepon. Jika tidak menemukan solusi, kita bisa kembali ke rumah sakit Mencari DSA yang CocokSaya mengganti dokter yang berbeda setiap imunisasi, karena imunisasi tidak harus bergantung pada 1 dokter. Dan dari komunikasi dengan dokter, kita bisa tahu dokter mana yang cocok untuk Jaey sakit, saya menyadari dokter yang cocok dalam berbagi ilmu dengan saya, ternyata Jaey tidak cocok dengan obat yang diresepkan, sehingga saya harus mencari dokter lain saya, obat itu relatif ya Moms. Kadang anak A minum cocok, anak B minum tidak cocok. Jadi semuanya harus balik lagi ke tubuh anak masing-masing. Jadi, intinya dokter anak itu penting sekali ya Moms, karena anak kita mengandalkan dokter jika sakit dan penting sekali jika kita mempunyai 2 dokter yang bisa diandalkan dan dipercaya.
Berikutbeberapa tanda anak harus dibawa ke dokter: 1. Tangisan yang tidak wajar. Bila tiba-tiba bayi menangis tidak seperti biasanya dan Anda tidak bisa menenangkan bayi yang menangis dengan cara yang biasa atau tangisannya terdengar sangat tinggi, anak kemungkinan mengalami sakit serius. Bisa juga terjadi sebaliknya, hubungi dokter bila si

- Kepala Anung Anindito tiba-tiba puyeng saat berolahraga. Ia terjatuh dan nyaris tak sadarkan diri. Rupanya ia terserang vertigo. Ia langsung diberi pertolongan pertama dan obat. Peristiwa itu terjadi pada 2010. Saat itu, ia menemani Susilo Bambang Yudhoyono yang berkunjung ke Bali. Anung adalah fotografer keluarga SBY. Sepulang dari Bali, Anung melakukan tes kesehatan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat RSPAD Gatot Soebroto. Hasilnya cukup aneh. Tidak ada masalah apa pun pada tubuh Anung. Saat hendak pulang, ia bertemu dengan dokter Terawan Agus Putranto. Ia sudah kenal lama dengan si dokter. Terawan menjabat kepala RSPAD sejak 2015 hingga sekarang. “Kamu sakit apa?” tanya Terawan, dengan bahasa Jawa. Anung menjelaskan kondisinya. Ia merasa kepalanya berat dan sering pusing. Tanpa basa-basi, Terawan menawarkan tes pencitraan resonansi magnetik alias MRI kepada Anung. Tes MRI dapat membantu dokter mengidentifikasi penyakit pasien dengan cara menampilkan gambar struktur dan organ dalam tubuh si pasien. “Gratis,” ujar Terawan, meyakinkan. Tawaran itu langsung disambut oleh Anung. Hari itu juga ia melakukan MRI. Hasilnya, demikian Anung, menunjukkan ada kekurangan suplai darah ke otak. Terawan lantas menawarkan pengobatan lebih lanjut lewat apa yang dia sebut metode 'brainwash' alias 'cuci otak' dengan Digital Subtraction Angiography DSA. Karena sudah kenal baik, Anung menurut dan percaya. Pada hari yang sama, Anung menjalani operasi tersebut. Sebuah selang dimasukkan ke pembuluh darahnya sampai ke belakang leher. Lalu disemprotkan heparin. Nama terakhir adalah obat antikoagulan alias pengencer darah, yang berfungsi mencegah pembentukan gumpalan darah di pembuluh, arteri, atau paru-paru. Heparin juga dipakai sebelum operasi untuk mengurangi risiko penggumpalan setengah jam, brainwash selesai dilakukan. Anung ingat, saat itu Terawan menjelaskan bahwa pengobatan ini adalah pengobatan baru. “Dokter Terawan tidak pernah bilang bisa menyembuhkan stroke. Beliau cuma bilang kalau ini baru,” katanya. Setelah itu, Anung merasa ada perubahan yang baik pada tubuhnya, yang ia bilang "lebih segar dan sehat."Ada banyak testimoni serupa yang merasakan keberhasilan pengobatan itu. Meski demikian, praktik terapi atau pengobatan yang diterapkan dokter Terawan belum memiliki dasar kuat. Idealnya, sebuah penemuan baru dalam bidang medis harus melalui uji klinis sebelum dipraktikkan pada manusia. Alat Diagnosis Menjadi Alat Pengobatan Kritik pedas disampaikan oleh Moh. Hasan Machfoed, profesor neurologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya. Ia mengatakan bahwa metode yang dikenalkan Terawan itu tak masuk akal. Salah satu alasannya, DSA bukanlah alat terapi penyembuhan, tetapi hanya alat untuk diagnosis penyakit. Dalam dunia kedokteran, DSA sudah lazim digunakan. Di bidang neurologi, DSA disebut cerebral angiography, digunakan untuk memeriksa gejala gangguan pembuluh darah otak stroke iskemik. “Kalau misalnya Anda sakit batuk dua bulan, Anda pasti sakit paru-paru. Oleh spesialis paru-paru, Anda dirontgen. Anda divonis menderita TBC tuberkulosis. Terbukti rontgen itu alat diagnosis, kan? Tapi rontgen itu diklaim bisa menyembuhkan Anda,” kata Machfoed kepada Tirto, 6 April lalu, mengilustrasikan bagaimana rontgen sebagai metode diagnosis tapi kemudian diklaim sebagai alat penyembuh. Sebagaimana gambaran itu, Terawan mengklaim bahwa alat DSA—seyogyanya sebagai diagnosis—yang diterapkannya "sudah dimodifikasi", dan digunakan untuk memasukkan heparin—biasanya dipakai untuk obat campuran saat pasien melakukan tes darah di rumah Machfoed berkata bahwa Digital Subtraction Angiography tetaplah alat untuk mengetahui kelainan pembuluh darah. "Hanya diagnosis. Nah, supaya kelihatan arteri di otak, dikasih juga heparin. Heparin itu maksudnya supaya nanti mencegah gumpalan darah." "Jadi heparin itu untuk mencegah, mencegah, dan mencegah pembekuan darah," tegas Yusuf, guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, yang menjadi promotor disertasi Terawan, bahkan mengatakan fungsi brainwash bukan untuk penyembuhan, melainkan hanya meningkatkan aliran darah dalam otak pada stroke kronis, memperbaiki suplai darah ke jaringan tersumbat ke otot Penelitian dr. Terawan Lemah dan Cacat Dalam kesaksiannya di persidangan Majelis Kehormatan Etik Kedokteran IDI, Prof. Dr. dr. Sudigdo Sastroasmoro, telah menganalisis dua penelitian brainwash. Analisis itu dilakukan dari tiga aspek praktik kedokteran, bukti ilmiah, dan penilaian teknologi kesehatan. Dari analisis itu, Sastroasmoro mempertanyakan praktik kedokteran Terawan Apakah sudah ada Pedoman Nasional Praktik Kedokteran dan Pedoman Praktik Klinik untuk rumah sakit bagi pengobatan stroke. Sementara lewat bukti ilmiah, penelitian Terawan yang diterbitkan Bali Medical Journal dan Indonesian Biomedical Journal tak disunting dengan baik serta ditulis dalam jurnal terakreditasi B, menurut klasifikasi riset teknologi dan pendidikan tinggi. Temuan lain terkait kualitas laporan merujuk kriteria Consolidated Standard of Reporting Trials CONSORT tahun 2015. Riset Terawan dinilai "lemah" dan "cacat" dari validitas studi secara metodologi. Penelitiannya mengabaikan aspek desain penelitian, besaran sampel, cara pengambilan sampel, dan penulisan, terutama Terawan tidak memahami prinsip uji acak terkendali—lemah dalam uji coba obat atau prosedur medis. Selain itu, Sastroasmoro menilai penelitian Terawan bukanlah berbasis studi eksperimen nyata, tetapi pra-eksperimen yang berpotensi bias karena bersandar pada asumsi. Kritik lain disampaikan oleh Prof. Dr. dr. Teguh AS Ranakusuma dalam keterangannya pada sidang Majelis. Menurutnya, penelitian Terawan terkait clinical biomarker tidak dapat digunakan sebagai terapi atau pengobatan kepada pasien stroke. Karena itu, Ranakusuma meminta Terawan untuk mengubah judul disertasinya, yang semula memakai istilah brainwash menjadi intra arterial heparin flushing IAHF.Klaim sang Dokter yang Meragukan Meski belum melawati uji klinis dan penelitian ilmiah yang memadai, pasien yang ditangani oleh Terawan sudah membeludak. Pada 2016, Terawan pernah mengklaim ada 30 ribuan pasien yang sudah ditanganinya. Jumlah ini terus meningkat. Terakhir, ia bahkan mengklaim lebih dari 40 ribu pasien yang ditanganinya lewat metode 'cuci otak' tersebut. Angka ini fantastis. Sampai-sampai pada Agustus 2016, Terawan tercatat dalam Museum Rekor Indonesia MURI untuk pengerjaan DSA terbanyak. Terawan mengaku metodenya itu dikenalkan sejak 2004. Dengan klaim 40 ribu pasien selama 13 tahun, artinya dalam sehari ia melakukan DSA kepada 8 sampai 9 pasien. Ini jika dikerjakan tanpa libur. Seandainya seorang pasien menjalani DSA membutuhkan waktu satu jam, setiap hari Terawan bekerja selama 8 sampai 9 jam khusus untuk DSA. Klaim lain yang meragukan adalah pengakuan paten yang dia sebut "Terawan Theory" dari Jerman. DSA dengan metode Terawan disebut-sebut sudah dipraktikkan di sejumlah rumah sakit di Jerman. Salah satu rumah sakit yang disebut menggunakan metode "Terawan Theory" adalah Augusta Krankenhaus di DĂŒsseldorfer, dalam laman layanan medis di situsweb rumah sakit tersebut, kita tak menemukan informasi apa pun terkait "Terawan Theory". Kami juga sudah menghubungi rumah sakit tersebut. Kami juga minta seorang warga Indonesia, yang tinggal di Jerman, untuk mengeceknya. Kami tidak mendapatkan informasi apa pun bahwa rumah sakit ini menyediakan layanan medis 'cuci otak', brainwash, atau heparin flushing. Bahkan rumah sakit tersebut tak punya departemen berbeda dengan situsweb milik RSPAD Gatot Soebroto, yang mencantumkan DSA sebagai salah satu layanan unggulannya. Dengan menampilkan foto doker Terawan yang memegang alat medis dan muka menghadap kamera, laman ini menulis bahwa layanan medis tersebut "menangani gangguan sirkulasi darah otak pada kasus Cerebro Vaskular Disease CVD, memberikan pelayanan komprehensif dan holistik dengan menggabungkan multi disiplin ilmu kedokteran neurologist, radiologist, cardiologist dan bidang lainnya melalui konsultasi dan evaluasi para ahli di bidang terkait." Nadanya meyakinkan; bahwa jika ada kelainan sirkulasi otak, dokter di layanan tersebut "[...] menggunakan alat Digital Substraction Angiography DSA yang dimodifikasi dengan lntra Arterial Cerebral Flushing." Menurut Moh. Hasan Machfoed, Ketua Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia, yang juga hadir dalam pemeriksaan etik terhadap dokter Terawan, apa yang disebut "modifikasi" pada DSA itu "tidak ada manfaatnya"—alias hanya akal-akalan."DSA itu sebagai alat diagnosis, namun oleh Dokter Terawan dijual sebagai pengobatan stroke. Bahkan, yang lebih celakanya lagi, orang menganggap bisa terhindar dari stroke. Rupanya orang dibohongi," ujar berusaha mendapatkan pernyataan dokter Terawan. Pada Kamis pekan lalu, 5 April, saya datang ke RSPAD Gatot Soebroto untuk minta bertemu dengan sang dokter. Namun, upaya konfirmasi ini dihalang-halangi oleh Imam Suhada, provos rumah sakit. Ia mengatakan, "Kami merasa tidak penting untuk menyampaikan klarifikasi apa pun. Pimpinan kami tetap dr. Terawan." Di hari yang sama, sekitar jam 2 siang, rombongan politikus dari Komisi I DPR, yang tak ada sangkut pautnya mengurusi bidang kesehatan, datang ke rumah sakit tersebut. Mereka disambut oleh manajemen rumah sakit. Sesudah pertemuan, Abdul Kharis Almasyhari, Ketua Komisi I dari Fraksi PKS, mengatakan bahwa kedatangan mereka lantaran RSPAD Gatot Soebroto adalah "mitra" Komisi I. “Kalau kepala rumah sakitnya dijatuhi sanksi seperti ini, tentu kami harus memberikan dukungan moral,” kata Kharis. ==========Catatan Kami menambahkan keterangan soal upaya kami mengecek sebuah rumah sakit di Jerman, yang diklaim mengakui dan menerapkan hak paten "Terawan Theory". Kami juga memberi tambahan pada upaya konfirmasi kami kepada Terawan, yang belum direspons hingga artikel ini dirilis. [Redaksi] - Indepth Reporter Mawa KresnaPenulis Mawa KresnaEditor Fahri Salam

Re Rekomendasi Rumah Sakit Ibu & Anak/Bersalin. @ Hidden Content. aku ga bisa review untuk RSIA Restu Kasih. Satu2nya dokter yang pernah didatengin ke sana itu dokter kulit yang sangat populer yang menyembuhkan jerawat membandelku, yaitu Dr Dewi Inong. wkwk.
Sejak tahun 2012 RSU Bunda melayani masyarakat. Rebranding ditekankan bahwa RS Bunda bukan hanya melayani ibu dan anak, tapi lebih komprehensif. Layanan medis yang tidak ada di RSIA Bunda, tersedia di RSU Bunda. Apa saja layanan andalannya? Gedung RSU Bunda Jakarta di Jl. Cik Ditiro, Menteng Masih ingat Mayo Clinic? Itu lho rumah sakit legendaris di Amerika Serikat berhasil masuk “100 Best Companies to Work” versi Majalah Fortune selama 8 tahun berturut-turut dan menjadi “Best Hospitals selama lebih dari 20 tahun. Apa rahasianya? Customer service menjadi kuncinya. Layanan pelanggan Mayo Clinic begitu fenomenal sampai banyak sekali pasien ataupun perusahaan yang datang menanyakan soal materi pelatihan yang dipakai untuk mencapai standar layanan emas ini. Apakah Mayo Clinic memiliki super course untuk mengajarkan customer service ? Jawabannya, tidak ada sama sekali. Namun, layanan pelanggan yang menjadi benchmark dan best practice industri rumah sakit ini merupakan hasil dari budaya dan asset intangible yang dimiliki Mayo Clinic. Sebelum wafat, dr. Mayo, sang founder, menyatakan ada tiga syarat keberhasilan rumah sakit ini pertama, layanan yang ideal dan nirlaba; kedua, perhatian yang utama dan tulus untuk pengobatan dan kesejahteraan setiap pasien; ketiga, kemajuan profesional setiap anggota staf. Dalam perjalanannya, nilai-nilai yang dikembangkan Mayo bertambah menjadi keempat, kemauan untuk berubah sesuai dengan perubahan tuntutan masyarakat. Kelima, berusaha mencapai excellence dalam semua hal. Keenam, menjalankan semua urusan dengan integritas absolut. Enam prasyarat ini kemudian menjadi the spirit of Mayo Clinic. Selain diuji kemampuan medis dan kognitifnya, semua dokter baru juga akan “diuji” oleh dokter mentor senior terkait komitmennya terhadap value klinik ini. Siapa pun yang baru bergabung dengan Mayo Clinic, sekalipun perawat/dokter yang telah sangat berpengalaman, harus melewati orientasi yang sangat ekstensif. Keberhasilan Mayo Clinic bisa menjadi inspirasi industri rumah sakit di Indonesia. Rumah sakit – rumah sakit di negeri kita, kini pun berlomba memberikan layanan terbaik agar tidak kalah dengan layanan rumah sakit luar negeri. Tujuannya agar orang-orang Indonesia tidak berobat ke luar negeri, karena kualitas dokter dan peralatan rumah sakit di Indonesia tidak kalah canggihnya. Salah satunya adalah RSU Bunda yang berlokasi di kawasan elit, Jl. Teuku Cik Ditiro, Menteng. Posisinya cukup strategis, tepat di depan Rumah Sakit Ibu dan Anak RSIA Bunda yang lebih dulu didirikan. Baik RSU Bunda maupun RSIA Bunda dikelola manajemen satu grup Bundamedik Healthcare System PT Bundamedik sebagai pemiliknya. Visi Bundamedik menjalankan usaha dengan dinamis, sehingga rumah sakitnya berkembang secara organik. Di bawah Bundamedik ada sejumlah rumah sakit yang dipayungi, seperti RSU Bunda Margonda-Depok, RSU Bunda Jakarta dan RSIA Bunda Jakarta. Juga, ekspansi terlibat dalam pengembangan rumah sakit di Padang RSU BMC Padang, Batam, Solo, Medan, dan rencananya ke Makassar plus Palembang. Selain itu, Bundamedik membawahi kegiatan usaha non-spesialis rumah sakit. Kegiatan ini meliputi antara lain Klinik BIC, Emergency Response dan Klinik Fertilitas Morula. RSIA Bunda memang lahir lebih dulu melayani masyarakat. Kesuksesan mengelola rumah sakit yang membidik segmen ibu dan anak itulah mendorong manajemen Bundamedik melahirkan sang adik’ yaitu RSU Bunda pada tahun 2012. “Rumah sakit ini dibangun dengan tujuan meng-cover pelayanan medis yang tidak bisa dilakukan di RSIA Bunda,” ujar Winnentouw, Direktur RSU Bunda. Jadi, kehadiran RSU Bunda bukan saingan atau menggantikan RSIA Bunda, melainkan untuk melengkapi pelayanan kesehatan yang tidak ada di RSIA Bunda. Buktinya, kedua rumah sakit itu kini masing-masing tetap beroperasi dengan target pasar pasien yang berbeda. Beberapa contoh layanan yang tidak ada di RSIA Bunda antara lain ICU, radio-diagnostik, urologi, bedah syaraf, dan jantung. Namun, “Brand Bunda itu terlalu kuat,” cetus Didid. Ada dua dilema, yaitu pisau bermata dua. Pertama, brand Bunda cukup kuat. Kedua, kuatnya cuma di ibu dan anak. “Kendala kami di situ. Kami membutuhkan bantuan teman-teman media untuk publikasi ke luar. Bunda bukan hanya melayani kesehatan ibu dan anak lagi. Memang RS ibu dan anak masih tetap ada, tapi grup kami sudah berkembang dengan layanan rumah sakit umum juga,” Didid menegaskan. Berapa investasinya? “Cukup besar. Saya tidak tahu pastinya karena itu kan rahasia dari, tapi minimal Rp 100 miliar,” kata dokter lulusan FK Universitas Airlangga, Surabaya, Angkatan 1992 itu. Dijelaskan pria kelahiran 21 September 1973 ini, RSU Bunda dibangun seluas meterpersegi setinggi 8 lantai. Di sini tim medis ada sekitar 50 orang dokter spesialis. Hampir semua dokter spesialis tersedia, kecuali spesialis forensik dan psikiatri karena kebutuhannya belum banyak. Sedangkan tenaga paramedis ada sekitar 70 orang perawat, radiografer sekitar 15 orang, tenaga farmasi sekitar 20 orang. Kendati RSU Bunda tergolong pendatang baru di industri rumah sakit, tapi pelayanan yang ditawarkan tidak kalah dengan rumah sakit lain. “Beberapa layanan yang menjadi andalan kami di sini di antaranya pertama, radio-diagnosis. Kedua, neuro center syaraf. Tim dokter syaraf kami ada lima orang. Ada fisioterapi yang cukup lengkap di lantai 5 dari anak-anak sampai dewasa untuk terapi, stroke misalnya. Ketiga, heart center jantung. Kami mempunyai alat untuk operasi jantung terbuka maupun pasang cincin. Salah satu yang kami unggulkan adalah teknologi. RSU Bunda satu-satunya yang mempunyai mesin robotic surgery robot bedah di Indonesia,” jelas Didid menguraikan secara detail. Bagaimana tren bisnis rumah sakit di 2015? “Yang jadi perbincangan kami adalah BPJS. Alasannya, pertama, persyaratan kami tidak memenuhi karena tergolong rumah sakit baru, belum terakreditasi. Kedua, kalau saya buka untuk BPJS, area parkirnya belum memadai. Orang datang ke sini mau naik apa karena parkirannya penuh. Kami mau buka BPJS, tapi disurvei dulu. Itulah nanti yang bakal jadi tren rumah sakit. Total peserta BPJS sudah cukup banyak, sekitar 130 juta. Lebih dari setengah penduduk Indonesia 240 juta jiwa ter-cover oleh BPJS. Dari segi bisnis, kue ini cukup besar. Dari kaca mata bisnis, saya mau ambil bagian dari proyek itu,” Didid mengungkapkan. Dengan BPJS, masyarakat tidak perlu membayar biaya sama sekali, tapi disesuaikan dengan kelasnya untuk perawatan dan fasilitasnya sesuai iuran Jaminan Kesehatan Nasional JKN yang dibayar pasien. Nah, untuk menghadapi ketatnya persaingan bisnis rumah sakit, RSU Bunda sudah siap dengan senjata pelayanan yang didukung teknologi canggih. “Segmen pasar RSU Bunda untuk kalangan menengah ke atas. Dalam hal ini tarif kami kompetitif. Yang kami unggulkan adalah teknologi robotik. Rumah sakit lain belum punya, kami sudah memiliki,” dia menambahkan. Selain itu, RSU Bunda juga mempunyai dokter-dokter muda potensial yang bisa menjadi rising star. “Kami membangun rumah sakit ini dengan konsep tumbuh bersama. Mereka dokter-dokter tumbuh dari kami. Kami promosikan dan modali mereka. Sebab, mereka belajar robotik itu ada biayanya,” ucap Didid yang pernah bekerja di RS St. Carolus Jakarta, RS Thamrin dan RSPP ini. Menurut Didid, RSU Bunda Jakarta memiliki beberapa layanan unggulan, antara lain Robotic Surgery Sebagai rumah sakit pelopor yang mengimplementasikan teknologi Bedah Robotic Robotic Surgery di Indonesia sejak awal tahun 2012 lalu, RS Bunda Jakarta yang berada di bawah naungan BundaMedik Healthcare System, telah melewati pencapaian 100 kasus pertama. Bedah Roboticdi RS Bunda Jakarta ditangani oleh tim dokter ARMIS Advanced Robotic and Minimally Invasive Surgery RS Bunda Jakarta. Kegiatan layanan Robotic Surgery di RSU Bunda Jakarta Robotic Surgery adalah bentuk dari pengembangan teknologi kedokteran yang menggunakan sistem robot untuk membantu prosedur pembedahan. Walaupun bersifat robotik yang dilengkapi komputer, sistem ini tidak dapat mengambil keputusan sendiri dalam pembedahan, jadi dokter ahli masih berperan dalam tindakan operasinya. Ahli bedah menggunakan sistem komputer untuk mengontrol lengan robot dan ujung-efektor, dan dapat juga menggunakan telemanipulators untuk inputnya . Salah satu keuntungan dari menggunakan metode komputerisasi adalah bahwa dokter bedah tidak harus hadir di kamar operasi, ahli bedah bisa saja berada dimana saja diseluruhi dunia, dan ini memungkinan untuk melakukan operasi jarak jauh. Dalam kasus operasi terbuka yang sekarang menggunakan instrumen dari baja, untuk meregangkan iga dapat lebih halus apabila dilakukan dengan robot, gerakan umpan balik yang terkendali dapat dilakukan dibandingkan dengan memakai tangan manusia. Tujuan utama dari instrumen hebat tersebut adalah untuk mengurangi atau menghilangkan trauma jaringan yang biasanya didapatkan pada operasi ini dapat didapat oleh ahli bedah dengan malakukan pelatihan hanya beberapa menit saja. Apa saja benefit layanan Robotic Surgery? Beberapa keuntungan utama dari operasi robot adalah lebih presisi, sayatan yang lebih kecil, mengurangi kehilangan darah, waktu penyembuhan lebih cepat, mempersingkat lama rawat paska operasi, angka kesakitan lebih rendah, kepuasan terhadap hasil operasi lebih tinggi. Keuntungan lainnya dibandingkan dengan manipulasi biasa adalah perbesaran tiga dimensi dan lebih ergonomis. Penggunaan robot juga meminimalisasi gangguan pembedahan akibat getaran tangan dokter saat membedah atau menjahit untuk menutup luka. Untuk aplikasinya, Robotic Surgery di dunia sudah sangat luas dan dilakukan untuk berbagai cabang ilmu seperti Kebidanan, Onkologi, Urologi, Bedah Thorax, Bedah Orthopedi, namun untuk di RS. Bunda Jakarta, untuk langkah awal tindakan yang dapat dilakukan adalah Myoma Uteri, Kista Ovarium, Hysterektomi angkat rahim, kanker prostat, kanker usus. “Pembedahan robotic di RS Bunda Jakarta selama ini menunjukkan rata rata kepuasan terhadap outcome baik dari sisi pasien maupun dari sisi dokter bedah. Tetapi perlu di ingat bahwa tidak ada jaminan sepenuhnya untuk keberhasilan operasi robotic apalagi bila dilakukan pada operasi yang berisiko tinggi,” jelas Didid seraya mengatakan biaya layanan robotic surgery sekitar Rp60 juta. Risiko dan komplikasi operasi akan selalu ada dalam setiap tindakan medis. Diharapkan dengan pembedahan robotic ini risiko tersebut dapat diminimalisir. Di awal perjalanannya meskipun belum banyak yang mengetahui keuntungan dari bedah Robotic tersebut, namun dengan menerapkan strategi pengenalan, jumlah orang yang tahu benefit robotic surgery itu terus meningkat. Urology Clinic Sebagaimana wanita, pria juga kerap mengalami gangguan kesehatan. Salah satunya masalah organ intim pria, seperti disfungsi ereksi, saat berkemih, inkontinensia, infertilitas masalah kesuburan hingga gangguan prostat. Namun, rata-rata pria malu periksa ke dokter. Kegiatan seminar tentang Urologi oleh tim ahli RSU Bunda Jakarta Hal itu menjadi tantangan bagi Urology Clinic RSU Bunda Jakarta. Untuk itu, klinik ini aktif mensosialisasikan layanan dan mengedukasi masyarakat akan pentingnya penanganan gangguan urologi sejak dini. Gangguan yang terjadi misalnya batu, pembesaran prostat, vasektomi dan infertilitas. Urology Clinic RSU Bunda Jakarta menyediakan layanan urologi terpadu. Mulai dari deteksi dini, diagnosis, tatalaksana konvensional, hingga bedah minimal invasif dan bedah robotik. Adapun layanan urologi yang ditawarkan RSU Bunda Jakarta adalah Uroflowmetri, CT Urologi, USG Urologi, BNO-IVP, Biopsi Urologi, Operasi Reseksi Prostat, Operasi Prostatektomi Robotik, TESA dan PESA, dan lainnya. “Skrining secara berkala sangat dianjurkan, terutama pria yang berusia di atas 50 tahun. Gejala yang patut diwaspadai di antaranya ada masalah di aspek fertilitas, hematuria atau kencing mengandung darah, peningkatan Prostate Specific Antigen, gangguan ginjal, dan massa yang tidak biasa pada testis,” kata dr Ponco Birowo, spesialis dari Urologi Clinic RSU Bunda. Menurut dr Ponco, di kliniknya, termasuk di RSU Bunda, dalam satu bulan bisa melakukan operasi infertilitas sebanyak 20-30 pasien dari berbagai jenis usia. “Masalah urologi lainnya yang juga ditangani RSU Bunda adalah batu ginjal dan kanker prostat. Urologi Clinic RSU Bunda menawarkan layanan paripurna, mulai dari layanan yang konvensional hingga robotic surgery. Dan, RSU Bunda satu-satunya rumah sakit di Indonesia yang memiliki mesin Robotic Surgery. Keunggulan layanan ini adalah luka bekas operasi menjadi sangat minim dibandingkan operasi konvensional,” jelas dr Ponco. Selain dr Ponco Birowo, penanganan masalah urologi di RSU Bunda Jakarta juga ditangani oleh dr Rachmat Budi Santoso, SpU, dr Sigit Solihin, SpU, serta dari Hendy Mirza, SpU. Bunda Heart Center RSU Bunda Jakarta juga serius menangani pasien penyakit jantung. Bahkan, layanan jantung ini dilakukan one stop servicer, mulai dari pasien check up, pemeriksaan dasar, tindakan katerisasi hingga bedah terbuka dan perawatan ICCU pun bisa dilakukan. Alat kedokteran untuk layanan penyakit jantung di RSU Bunda Keberanian mengklaim sebagai layanan jantung terpadu lataran didukung fasilitas lengkap dan teknologi canggih. Di RS ini memiliki peralatan radiologi diagnostik muktahir yang didukung oleh merek Philips. Berapa alat kedokteran itu adalah CT-Scan 128 slice, MRI 1,5 Tesla plus peralatan radiologi standard seperti USG dan X-Ray. Selain itu, Bunda Heart Center juga dilengkapi Cath-lab dan kamar beda jantung dengan tingkat sterilisasi tinggi. Cath Lab alat-alat kesehatan canggih untuk membantu para pasien gangguan jantung. Fungsi peralatan ini di antaranya membantu menyiapkan operasi pembuluh darah, mendeteksi penyakit artherosclerosis, mengidentifikasi aneurysma, mengevaluasi penyakit di pembuluh darah, mengidentifikasi sumber pendarahan. Alat pendukung lainnya, juga ada MRI dan CT-Scan sebagai alat pemeriksa gangguan syaraf, tulang, dan pembuluh darah. “Alat-alat baru ini kami harapkan dapat meminimalisir pasien asal Indonesia untuk berobat di luar negri. Karena pasien RSU Bunda sendiri sekitar 10-15 persen merupakan pasien dari luar Jakarta, bahkan ada beberapa orang di antaranya merupakan orang asing,” jelas dr Dicky Hanafy, SpJP, spesialis jantung RSU Bunda Jakarta. Menurutnya, saat ada penyempitan dan pasien telah di-scan, jantung akan difoto dan dilihat apakah ada penyumbatan. Apabila pasien sudah terdeteksi, akan dipasangkan stan atau penahan dinding pembuluh darah agar dinding pembuluh tidak kolpas dan kembali menyempit. Cath Lab akan menampakkan pergerakan aliran darah di monitor. Nah, saat ada penyempitan dan pasien telah di-scan, jantung akan difoto dan dilihat apakah ada penyumbatan. Yang jelas, aliran akan terganggu jika penyempitan di atas 70 persen. Senior Clinic RSU Bunda Intuisi bisnis manajemen RSU Bunda Jakarta terbilang tajam. Dengan lokasi rumah sakit yang strategis di kawasan Menteng, maka ditawarkanlah layanan Senior Clinic. Mengapa? Pertimbangannya, di Menteng banyak rumah yang ditinggali para pensiunan berkantong tebal, baik itu mantan pejabat, pengusaha atau artis. Tentu saja ini potensi pasar yang ciamik. Penjelasan dokter spesialis di Senior Clinic RSU Bunda kepada pers Pertimbangan lain, jumlah usia lanjut di Indonesia belakangan makin meningkat, baik absolut maupun proporsi. Tahun 2025 nanti, diprediksi jumlah lanjut usia lansia di Indonesia mencapai 13,1% atau sekitar 27 juta jiwa. Mereka menghadapi masalah kesehatan kualitatif dan kuantitatif. Pada usia lanjut di atas 60 tahun dikenal dengan pasien geriatri yang menderita beberapa penyakit dan masalah biopsikososial. “Pasien geriatri biasanya memiliki penyakit lebih dari 2 jenis,” kata dr. Aulia Rizka, SpPD dari RSU Bunda Jakarta. Pasien ini butuh pendekatan khusus, karena biasanya gejala penyakit tidak khas dan fungsi organ sudah menurun. Untuk itu, RSU Bunda Jakarta menawarkan layanan Senior Clinic. Layanan yang disediakan komprehensif dan terpadu untuk pasien lanjut usia, baik pasien lanjut usia yang sehat dalam rangka pencegahan penyakit, maupun pasien geriatri. Tim ahli yang menangani terdiri dari dokter spesialis penyakit dalam ahli geriatri, spesialis saraf, rehabilitas medik, psikolog dan ahli lain yang bekerja secara profesional. Menurut dr Aulia, Senior Clinic RSU Bunda akan memberikan pelayanan bagi siapa saja yang berusia lanjut, memiliki penyakit degeneratif atau proses menua, mengonsumsi 6 jenis obat sekaligus, memiliki masalah nutrisi, riwayat jatuh berulang atau kemandirian yang berkurang. Untuk layanan unggulan lain, evaluasi dan manajemen masalah kesehatan pada pasien lanjut usia, layanan perawatan neuro-geriatri seperti demensia, alzheimer, stroke, parkinson, konsultasi nutrisi, vaksinasi, program perawatan paliatif, fisioterapi, dan home care yang akan disambangi oleh dokternya. Pada gilirannya, layanan perawatan lansia yang terpadu ini akan meningkatkan kualitas hidup pasien geriatrik. Bunda Neuro Center Bunda Neuro Center BNC merupakan salah satu layanan unggulan RSU Bunda Jakarta. BNC adalah pusat manajemen gangguan otak, saraf dan tulang belakang secara menyeluruh. Salah satunya adalah penanganan stroke mulai dari fase akut, tindakan dan tahap pemulihan. Selain itu, BNC menyediakan fasilitas konsultasi untuk pencegahan stroke. “BNC menyediakan pelayanan medis untuk pasien dengan gangguan neurologi/saraf. Dokter spesialis saraf didukung oleh peralatan diagnostik canggih untuk membantu diagnosis dan memonitor gangguan neurologis serta layanan fisioterapi profesional yang akan membantu pemulihan dan neurorestorasi pasien,” kata Benhadi, SpBS K, dokter spesialis bedah saraf dari BNC RSU Bunda Jakarta. RS ini menyediakan penanganan dan terapi modern yang memanfaatkan teknologi terkini untuk pembedahan kepala dan tulang belakang serta intervensi endovaskular minimal invasif untuk membantu mempercepat masa penyembuhan dan mengoptimalkan hasil terapi. Prosedur diagnostik untuk gangguan stroke meliputi MRI and MRA, CT Scan, Transcranial Doppler TCD, Electroencephalogram EEG, Carotid Ultrasound dan Brain Angiography DSA. Menurut stroke bisa dicegah dengan menerapkan gaya hidup sehat dan deteksi dini secara rutin. Untuk itu, di BNC, pasien diajarkan mengenali faktor-faktor risiko stroke dan mengendalikannya. Contoh, dengan mengontrol tekanan darah tinggi hipertensi, menurunkan kolesterol atau asupan lemak jenuh, menghentikan kebiasaan merokok, mengontrol diabetes, menjaga berat badan plus mengelola stress. Pasien di BNC ini akan ditangani oleh tim yang terdiri dari dokter spesialis saraf, fisioterapis dan perawat berpengalaman. Berbagai gangguan penyakit yang bisa ditangani BNC mulai dari stroke, sakit kepala, tumor otak, nyeri kronik, aneurisma otak, gangguan saraf, kejang/epilepsi, dan penyakit neuromuskular. Dijelaskannya, pasien stroke harus segera dibawa ke dokter begitu gejala muncul untuk diperiksa menyeluruh tentang penyebab stroke. Ada dua penanganan berbeda untuk kedua jenis stroke. Stroke yang disebabkan oleh penyumbatan buluh darah atau dikenal dengan stroke iskemik bisa diberikan obat pengencer darah. Tapi, pemberiannya efektif pada 3 jam pertama setelah serangan. Apabila stroke disertai pendarahan disebut dengan stroke hemoragik, maka bisa dilakukan dengan pembedahan. Penilaian secara akurat tentang penyebab stroke dilanjutkan pengobatan yang tepat, akan sangat menentukan keberhasilan terapi dan meningkatkan kualitas hidup pasien selanjutnya. Agar layanan-layanan yang ditawarkan RSU Bunda Jakarta ini lebih populer atau memasyarakat, maka manajemen gencar melakukan sosialisasi dan edukasi. Hal ini untuk menegaskan bahwa grup RS Bunda bukan hanya melayani pasien ibu dan anak, tapi juga untuk umum di RSU Bunda. “Kami perlu dukungan media untuk mengomunikasikan branding RSU Bunda Jakarta ini,” jelas Didid. Sejumlah cara ditempuh RSU Bunda, semisal menggelar talkshow kesehatan secara berkala, menghadirkan open booth di gedung – gedung perkantoran di Jalan Sudirman dan Thamrin, Jakarta. Juga, aktif meng-update web menjadi sponsor berbagai acara kesehatan. Tak kalah pentingnya edukasi ke pengunjung RSU Bunda dengan membagikan brosur, voucher medical check up dan sebagainya. Jadi, RSU Bunda, bukan sekadar rumah sakit untuk ibu dan anak. SWA DenganRadiologi Intervensi DSA, Obati Masalah Pembuluh Darah; Perkenankanlah saya untuk bergabung dengan rumah sakit yang bapak atau ibu pimpin. Besar harapan saya agar bisa bergabung dengan rumah sakit ini. Jika Bapak atau Ibu berkenan dapat menghubungi saya. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.
Paling Sering Dicari Brain Angiography DSA di Badung Brain Angiography DSA di Bekasi Brain Angiography DSA di Denpasar Brain Angiography DSA di Jakarta Brain Angiography DSA di Penang
DSAdi Indonesia. Teknik DSA sebenamya ierlebih dahulu dimanfaatkan dalam cardiologi. dan baru belakangan ini berkembang menjadi salah satu teknik neurointervensi. Tidak ban yak rumah sakit yang memiliki tenaga ahli di bidang neurointervensi, walaupun mempunyai alatnya. Eka Hospital merupakan salah satu dari sedikit rumah sakit yang memiliki alat sekaligus tenaga ahli di bidang neurointervensi, yaitu neuro vascular surgeon dan endo vascular surgeon, yang bahu-membahu menangani tindakan Digital Subtraction Angiography DSA - pengobatan “cuci otak” brain washing atau yang dalam istilah medis disebut Digital Subtraction Angiography DSA sampai saat ini memang masih menimbulkan kontroversi. Terapi yang diterapkan oleh Menteri Kesehatan RI dokter Terawan Agus Putranto saat masih dinas di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta ini memang mendunia. Biaya DSA sendiri kabarnya mencapai puluhan juta rupiah.“Untuk biaya antara pasien asing dan Indonesia, kami belum membuat perbedaan. Yang namanya orang sakit sama saja. Semua diperlakukan sama, tanpa pandang bulu. Sebenarnya, untuk DSA sendiri rata-rata hanya Rp23 juta atau Rp25 juta, ya sekitar itu pokoknya,” kata Terawan tahun 2018 lalu, seperti dilansir lanjut Terawan menjelaskan, yang menyebabkan biaya pengobatan bisa membengkak adalah karena adanya pemeriksaan lain atau penunjang medis. “Kaitannya dengan penyakit-penyakit lain yang diderita pasien. Itulah yang membuat biaya perawatan membengkak,” lanjut Terawan menerangkan, dalam tindakan DSA atau brain flushing faktor utama yang diperhatikan adalah keselamatan pasien. “Investasi paling penting selama perawatan DSA adalah safety keselamatan untuk pasien. Harga enggak terlalu dinomorsatukan. Nomor satu itu safety pasien. Sudah jadi pedoman di sini,” beber cuci otak dr Terawan sendiri sistemnya seperti menyemprot “gorong-gorong” aliran darah yang tersumbat dengan air yang mengandung sodium chloride. Ketika pembuluh darah lancar lagi, maka semua akan berubah dan jaringan sel pun berfungsi Terawan, biaya DSA sebenarnya bisa di bawah Rp10 juta. Sayangnya, hingga tahun 2020 ini biaya DSA masih saja mahal. Di RS Gading Pluit misalnya, terdapat pilihan DSA non-VIP dengan biaya sekitar Rp27,3 juta, belum termasuk biaya kamar, pemeriksaan lab, dan rontgen kepala. Jika dihitung semuanya dapat mencapai Rp35 juta. Sedangkan untuk DSA kelas VIP biaya seluruhnya bisa mencapai Rp45 itu, dari hasil penelusuran di Alodokter, estimasi biaya DSA di rumah sakit seperti Mayapada Hospital Jakarta Selatan berkisar mulai Rp9,5 juta, Primaya Evasari Hospital Jakarta mulai Rp10,2 juta, dan di RS Mitra Keluarga Surabaya mulai Rp13,1 terkaitDiklaim Punya Produktivitas Tinggi, Ini Harga DOQ Puyuh PeksiSurplus Neraca Perdagangan Mei 2023 Menyusut, Rupiah Berakhir MelemahEksotis & Berukuran Besar, Harga Kura-kura Aldabra 30cm Setara MotorRabu Sore, Rupiah Berakhir Melemah Jelang Putusan Federal ReserveCamilan Khas Asal Madura, Harga Rengginang Lorjuk Mentah Dibanderol VariatifKurs Rupiah Dibuka Melemah Setelah Laporan Data Inflasi AS EkaHospital sebagai salah satu rumah sakit rujukan terdepan mendirikan beberapa pusat layanan terpadu, center dan pusat unggulan yang siap memenuhi kebutuhan masyarakat akan kesehatan berkualitas lebih baik. Selengkapnya. Lifestyle Bisa Mempengaruhi Kesehatan Kita. Cek Kesehatan Jantung, Diabetes, dan Batu Ginjal mulai 399RIBU di Eka
MamanyaAra, Penyakit yang ditanyakan ini berhubungan dengan syaraf ya? Mungkin mba bisa coba ke dokter neorologi, DSA ahli syaraf. Yang saya tahu DSA syaraf yang bagus antara lain dr. Hardiono Pusponegoro. Walaupun mungkin masih banyak yg lainnya. Coba mba tanya2 dgn beliau, siapa tahu beliau bisa kasih saran atau rujukan ke DSA yang lebih ahli.
Meskidalam brosur yang tersedia di RSPAD, ongkos IAHF mulai dari Rp59,1 juta hingga Rp61,7 juta, Terawan mengaku tak jarang juga memberikan terapi cuma-cuma. "Lho banyak (yang gratis). Karena itulah kita di rumah sakit itu tidak boleh business oriented, tapi social oriented," kata Terawan. "Orang enggak punya juga banyak (jadi pasien).
HuhN.
  • a4qxkjzvp4.pages.dev/795
  • a4qxkjzvp4.pages.dev/698
  • a4qxkjzvp4.pages.dev/498
  • a4qxkjzvp4.pages.dev/684
  • a4qxkjzvp4.pages.dev/557
  • a4qxkjzvp4.pages.dev/22
  • a4qxkjzvp4.pages.dev/814
  • a4qxkjzvp4.pages.dev/572
  • rumah sakit yang bisa dsa