Ilustrasi Sahabat Nabi. Foto ShutterstockSahabat nabi adalah orang-orang yang memiliki keberuntungan dalam mempelajari Islam. Sebab, mereka belajar Islam secara langsung kepada Rasulullah SAW. Sahabat nabi juga termasuk orang-orang pilihan, tak heran jika mereka menjadi panutan dalam satu sahabat Nabi Muhammad SAW adalah Salman Al Farisi. Ia dikenal di kalangan sahabat dengan panggilan Abu Abdullah. Salman Al Farisi berasal dari bangsa Persia, yaitu sebuah desa bernama Jayyun di Kota Isfahaan. Perjalanan Salman Al Farisi memasuki Islam tidaklah mudah. Apalagi sang ayah adalah seorang Majusi, penyembah api. Ia mengalami berbagai pertentangan dan ancaman dari ayahnya. Namun hal itu tidak membuat semangat Salman Al Farisi surut, ia tetap terus mencari kebenaran. Salman Al Farisi dikenal sebagai orang yang membuat Parit ketika perang Khandak. Parit yang dibuatnya berhasil melindungi orang-orang Islam dari serangan orang-orang kafir. Oleh sebab itu, ia juga dikenal sebagai pahlawan adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad yang banyak memilki kemuliaan yang tidak dimiliki oleh orang lain. Lantas apa saja kemuliaan yang dimiliki Salman Al Farisi? Berikut Sahabat Nabi. Foto ShutterstockKemuliaan Salman Al FarisiBerikut beberapa kemuliaan Salman Al Farisi dalam perjalanannya memasuki Islam yang dapat diambil hikmahnya oleh umat Tidak Pantang Menyerah Dalam Mencari Kebenaran Allah SWT akan menyambut setiap orang yang mencari kebenaran. Sebagaimana perjalanan Salman Al Farisi yang cukup berliku dalam mencari kebenaran. Mulai dari melarikan diri dari daerah yang di dominasi penyembah api, dijual kepada orang Yahudi untuk dijadikan budak, hingga akhirnya tiba di Madinah dan bertemu Nabi Muhammad SAW. Ketika Salman Al Farisi bertemu dengan Nabi Muhammad SAW, ia lantas mencari bukti kenabian dalam diri Rasulullah. Begitu yakin akan kenabian Nabi Muhammad SAW, Salman Al Farisi lantas beriman dan masuk Menahan Kecewa Saat Seseorang Tidak Sesuai dengan HarapanSetiap orang pasti memiliki kesalahan. Termasuk orang yang dipandang baik sekalipun. Hal ini dialami oleh Salman Al Farisi saat ia tinggal di Suriah bersama seorang uskup. Salman melihat bahwa uskup yang ia sebut sebagai uskup terbaik itu, biasa mengumpulkan uang untuk amal. Akan tetapi, uang tersebut malah digunakan untuk dirinya sendiri. Salman merasa bahwa uskup tersebut adalah orang jahat dan sangat membenci uskup tersebut. Akan tetapi kekecewaan ini tidak berlangsung lama, setelah uskup tersebut meninggal, digantikan langsung dengan uskup yang sangat taat. Salman Al Farisi pun sangat menyayangi uskup baru Membantu Mereka yang Baru Masuk IslamDalam Islam, dakwah tidak hanya terbatas pada ucapan atau bicara saja. Memberi bantuan juga merupakan bagian dari dakwah. Baik bantuan dalam bentuk keuangan ataupun hubungan sosial. Saat seseorang berhijarah, orang tersebut bukan hanya membutuhkan nasehat, namun juga teman. Hal ini sejalan dengan apa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dan para sahabat. Saat Salman Al Farisi masuk Islam, statusnya masih sebagai budak. Kemudian, dengan bantuan Nabi Muhammad SAW dan para sahabat, Salman Al Farisi pun dimerdekakan dari status budak.
SirahSahabat Rasulullah SAW (Salman Al-Farisi-Part 2) Marilah kita dekati majelisnya yang mulia dan kita dengarkan kisah menakjubkan yang ia ceritakan. "Aku berasal dari wilayah Isfahan, dari desa "JI", Ayahku seorang pemimpin wilayah. Aku adalah orang yang paling disayanginya. Aku membaktikan diri dalam Agama Majusi. 1
Namayang Anda cari yaitu Salman Al Faris memiliki banyak arti dari berbagai asal bahasa, CekArtiNama.Com memiliki lebih dari 125.000 data nama laki-laki maupun perempuan beserta artinya yang Kami kumpulkan dari berbagai sumber. Sebelum memilih nama untuk buah hati Anda, mohon untuk mengkaji terlebih dahulu dengan ahlinya, karena mungkin
SalmanAl Farisi Dikenal juga sebagai Abu Abdillah, Salman adalah sahabat Nabi Muhammad dari yang berasal dari Persia. Ia dikenal sebagai sosok yang cerdas, memiliki ide brilian, dan tubuh yang kuat. Salah satu idenya yang paling dikenal adalah membuat parit untuk melindungi Madinah dalam pertempuran Khandaq tahun 5 Hijriah.